Gelitik yang menggeramkan membuat kesadaran ada.
Seratan halus menjadi lekukan ombak tanpa sengaja.
Debu yang melekat erat pada tiang kenyataan seakan menghiasi.
Pijakan kaki goyah, oleng seperti kapal di atas air.
Lubang kecil dalam sekat indera, terselip seikat sinar.
Tubuh juga terombang-ambing terkena guncangan.
Lantunan kata-kata memenuhi sel dalam otak,
Terus terngiang dan semakin jelas.
Dengungan azan ikut memenuhi.
Saat bayangan dalam wajahnya hilang, putih terlihat terang sekali.
Aku merasakan ada roh masuk dalam raga ini.
Biru, hijau, kuning, dan jingga terlihat di sekitarku.
Lalu ada sesuatu yang meluncur dari mata, dada ini ikut sesak.
Lantunan itu kembali mengisi.
Roh ini berputar-putar yang berhenti tepat di atas dekapan itu.
Hangatnya. Baunya. Sentuhnya.
Aku mengenal itu.



0 komentar:
Posting Komentar